Jakarta, 26 Mei 2025 – Kaukus Kesehatan DPR RI bersama Kementerian Kesehatan RI, dengan dukungan Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, ...
Jakarta, 26 Mei 2025 – Kaukus Kesehatan DPR RI bersama Kementerian Kesehatan RI, dengan dukungan Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, dan World Mosquito Program, menyelenggarakan High Level Focus Group Discussion (FGD) serta peluncuran Presidium Kaukus Kesehatan DPR RI Periode 2025–2030. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR Lawan Dengue) untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman dengue dan mendorong tercapainya target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.
Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran legislatif dalam mendukung kebijakan kesehatan nasional. Ia menyebut pembentukan presidium Kaukus Kesehatan sebagai bukti nyata komitmen DPR RI terhadap agenda prioritas di sektor kesehatan. Menurutnya, sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam merespons darurat dengue yang tengah melanda Indonesia.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, terdapat 257.271 kasus dengue dengan 1.461 kematian. Hingga pertengahan Mei 2025, jumlah kasus telah mencapai 56.269 dengan 250 kematian yang tersebar di 456 kabupaten/kota. Kondisi ini menunjukkan bahwa lebih dari 87% wilayah Indonesia telah terdampak, sehingga dibutuhkan langkah strategis dan kolaboratif untuk mengatasinya.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, dalam FGD tersebut menyoroti perlunya revisi terhadap Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (Stranas Dengue). Ia menegaskan bahwa strategi baru harus mencakup deteksi dini, respons cepat, manajemen KLB, hingga pemanfaatan inovasi seperti teknologi wolbachia dan vaksinasi. Sistem surveilans yang terpadu dan real-time juga dinilai penting untuk menangkap beban dengue yang sesungguhnya di masyarakat.
FGD menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, di antaranya penyusunan Stranas Dengue 2026–2030 yang lebih inklusif, pengusulan Instruksi Presiden sebagai dasar hukum pengendalian dengue, reformasi sistem deteksi dini berbasis teknologi, serta percepatan distribusi alat diagnostik dan layanan primer. Selain itu, disoroti pentingnya dukungan pembiayaan melalui skema blended financing dan penguatan peran KOBAR dalam advokasi lintas sektor.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI drg. Putih Sari, Koordinator Presidium Kaukus Kesehatan DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan, serta perwakilan kementerian, lembaga, organisasi profesi, mitra swasta, dan masyarakat sipil. Forum ini menjadi momentum penting dalam mempertemukan para pemangku kepentingan untuk menyusun strategi bersama menuju Indonesia bebas kematian akibat dengue.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyatakan komitmen pihaknya dalam mendukung upaya nasional melawan dengue. Ia menekankan pentingnya pendekatan pencegahan yang menyeluruh dan berkelanjutan, serta menyambut baik sinergi lintas sektor yang diusung oleh KOBAR Lawan Dengue sebagai langkah penting menuju target nasional pada 2030.
Senada, Presiden Direktur PT Bio Farma, Shadiq Akasya, menyebut bahwa semangat gotong royong menjadi fondasi utama dalam penanggulangan dengue. Bio Farma mendukung berbagai upaya inovatif, termasuk edukasi masyarakat dan teknologi pencegahan, untuk memastikan pengendalian dengue yang efektif dan berdampak. Dengan kolaborasi kuat, Indonesia diharapkan mampu mencapai target nol kematian akibat dengue dalam lima tahun ke depan.
COMMENTS